ika
kita lihat kondisi kaum muslimin saat ini, maka kita akan melihat mereka
sering bermalas-malasan di waktu pagi. Mereka lebih senang
bermalas-malasan di waktu yang penuh berkah ini hingga matahari terbit
atau meninggi. Padahal yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidak demikian. Beliau adalah orang yang gemar memanfaatkan
waktu pagi. Begitu pula hal ini
dilakukan oleh para sahabat dan para ulama yang menjadi suri tauladan
kita dalam amal dan akhlaq. Mereka semua adalah orang-orang yang
senantiasa memanfaatkan waktu pagi.
Waktu Pagi adalah Waktu Fit Untuk Beramal
Dalam Shohih Bukhari terdapat suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ
الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ،
وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya agama itu mudah.Tidak ada seorangpun yang membebani
dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah
kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap
remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah
yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu
kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu
setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.”(HR.
Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)
Yang
dimaksud ‘al ghodwah’ dalam hadits ini adalah perjalanan di awal siang.
Al Jauhari mengatakan bahwa yang dimaksud ‘al ghodwah’ adalah waktu
antara shalat fajar hingga terbitnya matahari. (Lihat Fathul Bari 1/62,
Maktabah Syamilah)
Inilah tiga waktu yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari sebagai waktu semangat (fit) untuk beramal.
Syaikh Abdurrahmanbin bin Nashir As Sa’di mengatakan bahwa inilah tiga
waktu utama untuk melakukan safar (perjalanan) yaitu perjalanan fisik
baik jauh ataupun dekat. Juga untuk melakukan perjalanan ukhrowi (untuk
melakukan amalan akhirat). (Lihat Bahjah Qulubil Abror, hal. 67,
Maktabah ‘Abdul Mushowir Muhammad Abdullah)
Waktu Pagi adalah Waktu yang Penuh Berkah
Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Waktu pagi telah
dido’akan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu
yang berkah.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahumengirim peleton pasukan, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri
(yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa
membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi
kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin
Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
Ibnu Baththol
mengatakan, “Hadits ini tidak menunjukkan bahwa selain waktu pagi adalah
waktu yang tidak diberkahi. Sesuatu yang dilakukan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam (pada waktu tertentu) adalah waktu yang berkah dan
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik uswah (suri
teladan) bagi umatnya. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengkhususkan waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu
tersebut daripada waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi
tersebut adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai amal
(aktivitas). Waktu tersebut adalah waktu bersemangat (fit) untuk
beraktivitas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh umatnya mendapatkan
berkah di dalamnya.” (Syarhul Bukhari Libni Baththol, 9/163, Maktabah
Syamilah)
Lihatlah Karena Memanfaatkan Waktu Pagi, Seorang Pedagang Menjadi Kaya
Dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh At Tirmidzi (3/305) dikatakan bahwa karena
perhatian Shokr Al Ghomidi pada ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk memanfaatkan waktu pagi dan mustajabnya do’a Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ini bagi siapa saja yang memanfaatkan
waktu pagi, akhirnya Shokr –seorang pedagang- menjadi kaya raya.
Setelah kita mengetahui bahwa waktu pagi adalah waktu yang penuh
berkah, masihkah kita sia-siakan? Orang yang cerdas tentu tidak
demikian. Tentu dia tidak akan menyia-nyiakan waktu pagi. Malah dia isi
dengan melakukan amalan sholeh ataupun mencari nafkah.
Begitu juga
kami nasehatkan kepada para pedagang, manfaatkanlah waktu pagi dengan
sebaik-baiknya. Janganlah cuma malas-malasan di waktu pagi. Alangkah
baiknya jika kita dapat menawarkan dagangan kita kepada para pelanggan
di waktu pagi, membuka toko atau warung kita di waktu pagi (bahkan
mungkin ba’da shubuh), niscaya kita akan mendapatkan keberkahan
sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam janjikan.
Semoga Allah memudahkan kita dalam mencari ilmu, beramal dan selalu dimudahkan pula dalam mencari rizki yang thoyib dan berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar